BOGOR - Kapolres Boyolali, AKBP Aries Andhi membenarkan mayat perempuan tanpa busana yang ditemukan di Waduk Cengklik bernama Dera Dewanti Dirgahayu (38) warga Perum Sawahan Indah 4, Ngemplak, Boyolali.
Aries menjelaskan pihaknya juga telah melakukan autopsi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah Dera di Ngemplak itu.
"Benar, Perum Sawahan Indah 4, RT 01 RW 10. Korban ini bekerja di BPR di Colomadu. Senin malam langsung kami Olah TKP di rumahnya," jelasnya.
Olah TKP di rumahnya tersebut, ia menjelaskan perlu dilakukan agar mengetahui apakah korban dibunuh di Waduk Cengklik atau di rumahnya.
"Kalau dari yang ada di kamar korban, ditemukan seperti jejak-jejak berhubungan badan, Sedangkan di ruangan lain tak ada yang berantakan," kata Aries.
Hanya saja ia mengatakan kendaraan dan alat komunikasi korban ini hilang bersamaan dengan kematian korban.
Aries menduga motif pelaku adalah pembunuhan disertai perampokan.
"Honda Jazz warna silver dan handphone Dera ini hilang. Dari keterangan saksi, pada Senin dini hari pukul 00.30 Honda Jazz ini keluar dari rumah, karena ada tetangga yang melihat," kata dia.
"Kami berasumsi bahwa korban ini sudah meninggal saat Honda Jazz ini keluar, dibawa pelaku," paparnya.
[ads-post]
Dari hasil autopsi Dera meninggal karena kehabisan oksigen.
Pasalnya ada luka jeratan di leher yang diduga dilakukan dengan menggunakan tali tas.
Selain itu pihaknya telah meminta keterangan sejumlah saksi.
Dari saksi itu termasuk tetangga korban di Perumahan di Ngempak itu.
"Kami menduga pelaku adalah orang yang sangat dekat dengan korban, dan tahu seluk beluk rumah korban," ujar Aries.
Selama hidup Dera ini jarang berinteraksi dengan tetangga di perumahan tersebut.
Pintu rumah korban di Ngemplak ini juga hampir jarang terbuka.
"Dari keterangan saksi sudah tinggal sendiri selama setahun. Mungkin karena kesibukan jadi jarang bersosialisasi dengan tetangga sebelah," jelas Aries.
Sebelumnya, warga Cengklik digegerkan penemuan mayat perempuan tanpa busana, Senin (22/1/2018).
Perempuan berambut pirang ini saat ditemukan kepalanya ditutup selimut, tangan diikat, ada bekas memar di dahi, leher terjerat tali tas dan mulutnya disumbat. (Red)
Dera Dewanti Dirgahayu (38) |
Aries menjelaskan pihaknya juga telah melakukan autopsi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah Dera di Ngemplak itu.
"Benar, Perum Sawahan Indah 4, RT 01 RW 10. Korban ini bekerja di BPR di Colomadu. Senin malam langsung kami Olah TKP di rumahnya," jelasnya.
Olah TKP di rumahnya tersebut, ia menjelaskan perlu dilakukan agar mengetahui apakah korban dibunuh di Waduk Cengklik atau di rumahnya.
"Kalau dari yang ada di kamar korban, ditemukan seperti jejak-jejak berhubungan badan, Sedangkan di ruangan lain tak ada yang berantakan," kata Aries.
Hanya saja ia mengatakan kendaraan dan alat komunikasi korban ini hilang bersamaan dengan kematian korban.
Aries menduga motif pelaku adalah pembunuhan disertai perampokan.
"Honda Jazz warna silver dan handphone Dera ini hilang. Dari keterangan saksi, pada Senin dini hari pukul 00.30 Honda Jazz ini keluar dari rumah, karena ada tetangga yang melihat," kata dia.
"Kami berasumsi bahwa korban ini sudah meninggal saat Honda Jazz ini keluar, dibawa pelaku," paparnya.
[ads-post]
Dari hasil autopsi Dera meninggal karena kehabisan oksigen.
Pasalnya ada luka jeratan di leher yang diduga dilakukan dengan menggunakan tali tas.
Selain itu pihaknya telah meminta keterangan sejumlah saksi.
Dari saksi itu termasuk tetangga korban di Perumahan di Ngempak itu.
"Kami menduga pelaku adalah orang yang sangat dekat dengan korban, dan tahu seluk beluk rumah korban," ujar Aries.
Selama hidup Dera ini jarang berinteraksi dengan tetangga di perumahan tersebut.
Pintu rumah korban di Ngemplak ini juga hampir jarang terbuka.
"Dari keterangan saksi sudah tinggal sendiri selama setahun. Mungkin karena kesibukan jadi jarang bersosialisasi dengan tetangga sebelah," jelas Aries.
Sebelumnya, warga Cengklik digegerkan penemuan mayat perempuan tanpa busana, Senin (22/1/2018).
Perempuan berambut pirang ini saat ditemukan kepalanya ditutup selimut, tangan diikat, ada bekas memar di dahi, leher terjerat tali tas dan mulutnya disumbat. (Red)