Jakarta - Partai Golkar menang di 10 provinsi dalam Pilkada Serentak 2018. Bahkan, secara keseluruhan, berdasarkan hasil hitung cepat lembaga survei, suara partai beringin ini mencapai 58,82 persen.
Legislator Pertanyakan Roadmap Kepegawaian Nasional |
Walaupun perolehan suara tinggi dan mengalahkan PDIP, Golkar tak ngotot menawarkan kadernya sebagai cawapres Jokowi. Perihal cawapres ini, Golkar menyerahkan sepenuhnya pada Jokowi.
"Kita pertama serahkan ke Pak Jokowi," ujar Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (28/6/2018).
Pembahasan soal capres ini tak hanya dilakukan oleh Golkar dan Jokowi tapi juga melibatkan pimpinan parpol koalisi lainnya. Para ketua umum parpol akan segera bertemu Jokowi membahas cawapres.
"Bisa jadi dalam waktu yang tidak terlalu lama sudah ada pertemuan antar ketua umum tentang siapa calon wakil presiden. Sifatnya multilateral antara ketum. Tentu kita kembalikan kapada Pak Jokowi," jelasnya.
Ace tak menampik jika partainya berharap dipilih Jokowi. Golkar telah menyiapkan ketua umum, Airlangga Hartarto yang akan disodorkan kepada Jokowi.
Airlangga mendapat dukungan penuh dari internal untuk menjadi cawapres. Namun demikian ia mengatakan pihaknya tak bisa mendesak Jokowi agar memilih Airlangga.
"Oleh karena itu, yang mau bukan hanya Partai Golkar tapi ada figur-figur lain yang mau. Tentu itu dikembalikan kepada Pak Jokowi sendiri. Cuma dari internal partai kita ingin kader terbaik kita yaitu Pak Airlangga," jelasnya.
[post_ads_2]
Konsisten Dukung Jokowi
Sampai saat ini Golkar tetap konsisten mendukung Jokowi sebagai capres. Terkait kabar yang berkembang bahwa Jusuf Kalla akan menjadi capres bersama AHY, Ace mengatakan tak mempengaruhi komitmen partainya mengusung Jokowi.
"Kita masih tetap konsisten terhadap dukungan kepada Pak Jokowi. Apa yang diinginkan itu baru wacana Demokrat. Jadi Pak JK-nya sendiri belum secara eksplisit akan maju. Intinya adalah bahwa Golkar konsisten dukung Pak Jokowi," tegasnya.
Pihaknya, kata Ace, juga tak mau berandai-andai JK bakalan maju menjadi capres. Kendati demikian menurutnya JK juga kemungkinan mempertimbangkan dorongan parpol lain agar dia maju menjadi capres.
"Kita tidak berandai-andai Pak JK akan maju. Tapi kami meyakini Pak JK menimbang, mempertimbangkan, berpikir tentang langkah politik ke depan. Misalkan beliau didorong partai-partai lain untuk menjadi capres, mungkin," pungkasnya.
Source : Liputan6