Iklan

iklan

Perjalanan Dukungan PDIP Terhadap Ridwan Kamil Hingga Mencabut Dukungannya

Rabu, 06 Februari 2019 | 04.38 WIB Last Updated 2019-02-21T16:51:51Z
Ridwan Kamil datangi Kantor DPP PDIP. ©2018 Merdeka.com
Pada tanggal 3 Januari, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mendadak sambangi kantor DPP PDIP, Jakarta. Di situ, pria yang akrab disapa Emil disambut oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Bappilu PDIP, Bambang DH serta Andreas Hugo Parerra.

Emil sebagai tamu datang dengan sejumlah timsesnya. Di situ, Emil membawa roti Kartikasari sebagai oleh-oleh khas Bandung. Sambil menyantap hidangan, sejumlah perbincangan terjadi, salah satunya peluang PDIP mendukung Emil.

"Namanya silaturahmi belum menjurus terlalu jauh, ini kali pertama kan. Jadi lebih mencairkan suasana ngobrol yang ringan-ringan, pertanyaan-pertanyaan yang terlalu berat tadi belum waktunya dan belum dibahas," kata Emil di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (3/1).

Pertemuan ini tentu mengejutkan, sebab PDIP sejak awal pencalonan Emil di Pilgub Jabar sudah memandang sinis. Apalagi, NasDem sudah lebih dulu mendukung Emil. Arsitek asal Bandung itu juga tak mendaftar dalam penjaringan calon gubernur Jawa Barat yang dibuka oleh PDIP.

5 Januari, atau selang dua hari pasca lobi Kartikasari digelar, PDIP putuskan sejalan dengan Emil dan bergabung dengan koalisi PPP, PKB, NasDem dan Hanura. Tak tanggung-tanggung, putusan itu diambil usai rapat bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Dalam rapat sudah kita sampaikan, dilaporkan ke Bu Ketum, kemudian PDIP tentu welcome, dengan mitra koalisi, malam ini komunikasi sedang dibangun dengan beberapa partai seperti PKB, PPP dan NasDem, prinsipnya kita sejalan dalam koalisi ini," kata Andreas, Jumat (5/1).

"Ya artinya kita sepakat sejalan dengan koalisi Ridwan Kamil sebagai kerja sama memenangkan Pilgub di Jabar," tambah Andreas yang hadir dalam rapat bersama Megawati di Teuku Umar itu.
[ads-post]
Rupanya keputusan tersebut belum final. PDIP harus melobi sejumlah partai koalisi pendukung Ridwan Kamil. PDIP sebagai pemilik suara terbanyak di antara PPP, PKB, NasDem dan Hanura, tentu saja mengajukan calon wakil untuk Emil.

Sayang, lobi yang langsung dilakukan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ketum PPP Romahurmuziy (Romi) gagal. Koalisi Emil sepakat posisi calon wakil gubernur tak bisa diganggu gugat alias final.

6 Januari, Hasto bertemu dengan Cak Imin dan Romi. Momen kehadiran di acara pernikahan putra Seskab Pramono Anung, ketiganya membicarakan kemungkinan koalisi dengan PDIP mengajukan nama wakil buat Emil.

"Di situ meja bundar bersama mas Romi, ada Cak Imin kemudian ada aspirasi dari beliau-beliau bagaimana di Jawa Barat, PPP mengusung Pak Uu Ruzhanul Ulum untuk diusung untuk mendampingi Ridwal Kamil," kata Hasto usai pengumuman calon pasangan 6 provinsi di DPP PDIP Lenteng Agung, Minggu (7/1).

"Di situlah kita bermusyawarah. Maka kemudian ada proses yang berlangsung sebelumnya cukup panjang antara RK dengan pak UU, maka disepakati bersama antara PPP bahwa pak UU diusung sebagai calon wagub dari RK," jelasnya.

Setelah lobi gagal dilakukan, PDIP akhirnya memutuskan untuk jalan sendiri di Pilgub Jabar. Dengan modal 20 kursi DPRD Jabar, PDIP memenuhi syarat untuk mengusung calon sendiri tanpa harus koalisi dengan partai lain.

Malam harinya, PDIP kembali menggelar rapat. Di situ hadir Ketua DPD PDIP Jawa Barat Tb Hasanuddin.

7 Januari, PDIP akhirnya deklarasi mendukung pasangan TB Hasanuddin dengan Anton Charliyan sebagai cagub dan cawagub Jawa Barat. Deklarasi dipimpin langsung oleh Megawati Soekarnoputri.

"Mengingat PDIP setelah hal tersebut dibahas kemudian kami memutuskan bapak TB Hasanuddin dan bapak Anton Charliyan," kata Hasto.

Sumber : Merdeka.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Perjalanan Dukungan PDIP Terhadap Ridwan Kamil Hingga Mencabut Dukungannya

Trending Now

Iklan

iklan