INDRAMAYU, Sebagai penghasil padi terbesar di Jawa Barat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, memilih Indramayu untuk contoh digitalisasi pertanian yang rencananya akan dilaksanakan di kota-kota berikutnya, Kamis (11/1/2018).
Dalam kunjungannya Menteri Rini meresmikan pembentukan Mitra Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama atau disebut juga MBB,
MBB ini adalah yang pertama dibentuk atas sinergi antara berbagai BUMN dan BUMDes.
MBB bakal menjadi saluran program kewirausahaan sekaligus peningkatan kesejahteraan petani. Berlokasi di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu,
Diharapkan, MBB ini akan jadi mitra petani dalam berbagai kegiatan produksi tani mereka, seperti proses penyediaan bibit, pupuk, pengajuan kredit usaha rakyat, hingga penjualan hasil tani.
Dalam kesempatan itu Rini menegaskan pihaknya akan bertanggung jawab penuh tentang semua sistemnya.
"Kami bertanggung jawab bagaimana supaya melalui sinergi BUMN kita bisa membuat satu sistem yang memperbaiki pendapatan petani sehingga kesejahteraan petani meningkat"
Rini menambahkan bahwa program tersebut adalah yang pertama kalinya dilaksanakan "Di sini menjadi sistem pertama yang kami uji coba," imbuhnya dalam peresmian program kewirausahaan petani, di Indramayu.
[ads-post]
Direncanakan bahwa MBB nantinya juga bakal memiliki fasilitas penggilingan padi, sehingga para petani bisa memanfaatkan pasilitas tersebut.
Diharapkan, dengan adanya penggilingan tersebut petani bisa menjual beras yang harganya lebih tinggi jika dibandingkan gabah kering atau basah.
"Jadi dengan harapan kalau bapak-ibu panen MBB bisa menggiling sehingga bisa jadi beras. Ini lah kalau petani itu jualnya saat menjadi beras saya yakin harganya lebih baik," kata Rini.
Dalam pembentukan dan operasionalnya, MBB Sliyeg tersebut bekerja sama dengan 14 desa. Dengan lahan persawahan yang dikelola oleh para petani di seluruh desa itu mencapai 4.000 hektar dan sanggup memproduksi padi sekitar 45.000 ton per tahun.
Setelah di Indramayu, Program MBB sukses, Kementerian BUMN berencana meresmikan 10 MBB di 10 kecamatan lain di Jawa Barat. Karawang, Majalengka, Ciamis dan Cianjur.
Menteri BUMN Rini Soemarno saat meresmikan program kewirausahaan untuk petani dan MBB di Sliyeg, Indramayu, Kamis (11/1/2018) |
MBB ini adalah yang pertama dibentuk atas sinergi antara berbagai BUMN dan BUMDes.
MBB bakal menjadi saluran program kewirausahaan sekaligus peningkatan kesejahteraan petani. Berlokasi di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu,
Diharapkan, MBB ini akan jadi mitra petani dalam berbagai kegiatan produksi tani mereka, seperti proses penyediaan bibit, pupuk, pengajuan kredit usaha rakyat, hingga penjualan hasil tani.
Dalam kesempatan itu Rini menegaskan pihaknya akan bertanggung jawab penuh tentang semua sistemnya.
"Kami bertanggung jawab bagaimana supaya melalui sinergi BUMN kita bisa membuat satu sistem yang memperbaiki pendapatan petani sehingga kesejahteraan petani meningkat"
Rini menambahkan bahwa program tersebut adalah yang pertama kalinya dilaksanakan "Di sini menjadi sistem pertama yang kami uji coba," imbuhnya dalam peresmian program kewirausahaan petani, di Indramayu.
[ads-post]
Direncanakan bahwa MBB nantinya juga bakal memiliki fasilitas penggilingan padi, sehingga para petani bisa memanfaatkan pasilitas tersebut.
Diharapkan, dengan adanya penggilingan tersebut petani bisa menjual beras yang harganya lebih tinggi jika dibandingkan gabah kering atau basah.
"Jadi dengan harapan kalau bapak-ibu panen MBB bisa menggiling sehingga bisa jadi beras. Ini lah kalau petani itu jualnya saat menjadi beras saya yakin harganya lebih baik," kata Rini.
Dalam pembentukan dan operasionalnya, MBB Sliyeg tersebut bekerja sama dengan 14 desa. Dengan lahan persawahan yang dikelola oleh para petani di seluruh desa itu mencapai 4.000 hektar dan sanggup memproduksi padi sekitar 45.000 ton per tahun.
Setelah di Indramayu, Program MBB sukses, Kementerian BUMN berencana meresmikan 10 MBB di 10 kecamatan lain di Jawa Barat. Karawang, Majalengka, Ciamis dan Cianjur.