MENARA POST - RIWAYAT HIDUP
Nama: Dra. Ir. Hj. Eni Sumarni, M.Kes
Alamat: Kp. Warung Ketan Jatimekar Kec. Situraja Kabupaten Sumedang Jawa Barat
Tempat, Tgl Lahir : Sumedang, 27 Oktober 1963
Jabatan :Anggota DPD RI Periode 2014-2019
Suami :Laksamana Pertama TNI ( Purn ) H. Supriyadi,SE
Pendidikan :SD Warung Ketan Situraja Sumedang,
SMPN 1 Situraja Sumedang,
SMAN Situraja Sumedang,
S1 IKIP/UPI Bandung
S1 Institut Teknologi Pembangunan Surabaya,
S2 Universitas Airlangga Surabaya
Riwayat Organisasi :Pembina Kwartir Daerah Pramuka Jawa Barat, Ketua Cabang IX Jalasenastri Armada Timur, Organisasi Forum Pemberdayaan Masyarakat Indonesia ( FPMI), Wakil Ketua DPP PERWIRA, Forum Perempuan Parlemen, Pembina FKPPI Jawa Barat, Pembina Angkatan Muda Siliwangi Jawa Barat, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Jawa Barat, Ketua Lasqi Jawa Barat
Pengalaman Kerja :Dosen Universitas Adibuana Surabaya, Direcktur Utama PT. Wahana Dua Putra Mandiri, Anggota DPD RI 2014-2019
Penghargaan :Most Initiator Development Award 2013, HIPPI Jawa Barat Award 2014, Insparing Woman 2015, The Best Executif Award 2016
Senator dari Jawa Barat, Eni Sumarni adalah peserta pada pemilihan kepala daerah kabupaten Sumedang, Jawa Barat tahun 2013. Dari jalur independen, Eni Sumarni memberikan pembelajaran politik kepada masyarakat, yaitu tidak menggunakan politik uang dalam meraih kekuasaan. Hasil yang diperoleh, meskipun tidak terpilih menjadi bupati, namun Eni Sumarni memperoleh suara lebih banyak daripada calon yang diusung partai.
Pada pemilu legislatif 2014, Eni terpilih menjadi senator periode 2014-2019 mewakili Provinsi Jawa Barat dengan mengantongi 2.042.130 suara. Eni Sumarni lahir di Situraja Sumedang pada 27 Oktober 1963, dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga pendidik. Hal itu telah membentuk dirinya menjadi sosok pribadi yang selalu ingin mengabdi demi kemajuan masyarakat. Eni merupakan sosok perempuan yang terbilang tangguh, cerdas, teguh dalam pendirian dan visioner. Selain berkecimpung di dunia politik, Eni Sumarni juga aktif menjadi pengayom beberapa komunitas masyarakat dari Yayasan Adat bidang pendidikan, bidang pertanian, para seniman dan budayawan di Sumedang
Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas, tanpa disadari semua itu perlu didasari bahwa tidak semudah membalikan telapak tangan perlu perjuangan dan keikhlasan yang betul-betul murni. Jalur politik independen sebagai pilihan terbaik yang saya ambil saat ini walaupun pada dasarnya tidak memiliki keahlian disiplin ilmu politik secara utuh namun sejak orde baru Eni Sumarni sudah terjun di dunia politik praktis pada saat itu masuk sebagai pengurus Golkar Jawa Timur. Dengan latarbelakang dosen elektro pada sebuah perguruan tinggi dengan status sebagai pegawai negeri sipil namun pada tahun 1998 ia berani mengundurkan diri sebagai dosen, setelah itu ia konsentrasi pada dunia bisnis pada bidang desain interior di Jakarta, namu pada tahun 2012 ia dipinta oleh tokoh dan masyarakat sumedang untuk ikut andil pada pilkada Kabuapten Sumedang pada tahun 2013 pada saat itu ia mencoba terjun kembali pada dunia politik dengan jalur perseorangan atas desakan dari tokoh-tokoh sumedang.
[ads-pos]
Eni Sumarni tahun 2013 masuk sebagai calon Bupati Sumedang dengan jalur perseorangan namun Tuhan masih belum memberikan kesempatan untuk memimpin Kabupaten Sumedang, ia mengatakan dengan kekalahan itu saya dapat belajar pada sebuah pengalaman dengan ikhtiar politik untuk sumedang dengan tujuan yang mulia yaitu pengabdian diri pada daerah kelahiran yaitu sumedang, beberapa bulan kemudian saya mendapatkan undangan dari sebuah yayasan yang menganugrahi dengan mendapatkan penghargaan “Most Initiator Development Award 2013’’ saya berkeyakinan bahwa penghargaan itu merupakan reward dari sebuah keikhlasan dalam melakukan pengabdian dengan cara yang jujur dan ikhlas.
Tidak berselang lama pada tahun 2014 menjelang pemilihan umum legislatif DPR, DPD, dan DPRD Bunda Eni Sumarni Panggilan akrabnya didatangi kembali oleh tokoh-tokoh Jawa Barat untuk ikut andil dalam pemilu legislatif dengan jalur Independen menjadi calon anggota DPD RI perwakilan Jawa Barat, ia berpikir dan merenungkan kembali atara maju atau tidak dalam kancah politik independen karena berkaca pada sebuah pengalaman ketika mencalonkan diri sebagai Calon Bupati di Kabupaten Sumedang. Namun dengan keilhlasan untuk pengabdian ia mencoba kemabali ikut pada pemilu 2014, Bunda Eni satu dari empat Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari Jawa Barat. Ia terpilih pada Pemilu Legislatif 9 April 2014, dengan suara yang cukup signifikan untuk kelas perempuan dan menjadi suara terbanyak nasional perempuan.
Selain kesibukannya sebagi senator Jawa Barat, saya menjadi penasehat dan pembina dalam organisasi pelestarian budaya. Jadi dalam organisasi ini, kita ingin melestarikan dan menjaga agar kebudayaan Sunda jangan sampai pudar. Sehingga kami membina para pengrajinnya, pemainnya, dan juga mendorong donasi kepada mereka yang sudah sukses, katanya. Mendapat mandat sebagai Duta Pelestari Budaya Sunda, kesibukan Eni Sumarni semakin bertambah. Ia menekankan agar orang Sunda harus Nyantri, Nyakola dan Nyunda. Orang Sunda nyantri memiliki filosofis dalam kesehariannya mencerminkan insan yang religius, meyakini bahwa segala tindakan dan prilakunya diawasi oleh Allah SWT. Kemudian orang Sunda harus nyakola, dalam artian bukan dari pendidikan tapi ilmunya mampu memilah mana yang menjadi hak pribadi dan hak orang lain. Terakhir, orang Sunda kudu Nyunda, dimana orang Sunda dalam kehidupan sehari-harinya harus menggunakan moral budaya orang Sunda.
Sebagian dari budaya itu kan unsur seni, tetapi yang lebih utama adalah etika moral budaya, dimana di dalamnya ada tata adat istiadat dan budi pekerti. Hal tersebut harus bisa mencerminkan bahwa urang Sumedang itu orang Sunda yang berbudaya. Kita kan memiliki ke arifan lokal, sehingga dapat menjadi tolok ukur maju mundur suatu masyarakat.
Selama masih ada umur dan kesempatan saya akan terus mengabdi untuk masyarakat Jawa Barat, melakukan sebuah pengabdian pada masyarakat menjadi kepuasan dan kebahagian tersendiri. Semoga Tuhan selalu memberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengemban amanah ini.
Idealisme dan pemikiran seorang Eni Sumarni yang visioner membuahkan penghargaan “HIPPI Award 2014” anugrah sebagai perempuan isnpiratif dalam dunia bisnis, Sebuah penghargaan bagi para tokoh yang memperjuangkan etika politik dan pemberdayaan masyarakat secara mandiri dan penuh keberanian. Kemudian Pada Tahu 2014 ia mendapatkan penghargaan “Insparing Woman 2015” kemudian pada Tahun 2016 ia mendapatkan penghargaan kembali “The Best Executif Award 2016”
Nama: Dra. Ir. Hj. Eni Sumarni, M.Kes
Alamat: Kp. Warung Ketan Jatimekar Kec. Situraja Kabupaten Sumedang Jawa Barat
Tempat, Tgl Lahir : Sumedang, 27 Oktober 1963
Jabatan :Anggota DPD RI Periode 2014-2019
Suami :Laksamana Pertama TNI ( Purn ) H. Supriyadi,SE
Pendidikan :SD Warung Ketan Situraja Sumedang,
SMPN 1 Situraja Sumedang,
SMAN Situraja Sumedang,
S1 IKIP/UPI Bandung
S1 Institut Teknologi Pembangunan Surabaya,
S2 Universitas Airlangga Surabaya
Riwayat Organisasi :Pembina Kwartir Daerah Pramuka Jawa Barat, Ketua Cabang IX Jalasenastri Armada Timur, Organisasi Forum Pemberdayaan Masyarakat Indonesia ( FPMI), Wakil Ketua DPP PERWIRA, Forum Perempuan Parlemen, Pembina FKPPI Jawa Barat, Pembina Angkatan Muda Siliwangi Jawa Barat, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Jawa Barat, Ketua Lasqi Jawa Barat
Pengalaman Kerja :Dosen Universitas Adibuana Surabaya, Direcktur Utama PT. Wahana Dua Putra Mandiri, Anggota DPD RI 2014-2019
Penghargaan :Most Initiator Development Award 2013, HIPPI Jawa Barat Award 2014, Insparing Woman 2015, The Best Executif Award 2016
Profil Eni Sumarni, Anggota DPD Provinsi Jawa Barat Priode 2014-2019 |
Pada pemilu legislatif 2014, Eni terpilih menjadi senator periode 2014-2019 mewakili Provinsi Jawa Barat dengan mengantongi 2.042.130 suara. Eni Sumarni lahir di Situraja Sumedang pada 27 Oktober 1963, dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga pendidik. Hal itu telah membentuk dirinya menjadi sosok pribadi yang selalu ingin mengabdi demi kemajuan masyarakat. Eni merupakan sosok perempuan yang terbilang tangguh, cerdas, teguh dalam pendirian dan visioner. Selain berkecimpung di dunia politik, Eni Sumarni juga aktif menjadi pengayom beberapa komunitas masyarakat dari Yayasan Adat bidang pendidikan, bidang pertanian, para seniman dan budayawan di Sumedang
Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas, tanpa disadari semua itu perlu didasari bahwa tidak semudah membalikan telapak tangan perlu perjuangan dan keikhlasan yang betul-betul murni. Jalur politik independen sebagai pilihan terbaik yang saya ambil saat ini walaupun pada dasarnya tidak memiliki keahlian disiplin ilmu politik secara utuh namun sejak orde baru Eni Sumarni sudah terjun di dunia politik praktis pada saat itu masuk sebagai pengurus Golkar Jawa Timur. Dengan latarbelakang dosen elektro pada sebuah perguruan tinggi dengan status sebagai pegawai negeri sipil namun pada tahun 1998 ia berani mengundurkan diri sebagai dosen, setelah itu ia konsentrasi pada dunia bisnis pada bidang desain interior di Jakarta, namu pada tahun 2012 ia dipinta oleh tokoh dan masyarakat sumedang untuk ikut andil pada pilkada Kabuapten Sumedang pada tahun 2013 pada saat itu ia mencoba terjun kembali pada dunia politik dengan jalur perseorangan atas desakan dari tokoh-tokoh sumedang.
[ads-pos]
Eni Sumarni tahun 2013 masuk sebagai calon Bupati Sumedang dengan jalur perseorangan namun Tuhan masih belum memberikan kesempatan untuk memimpin Kabupaten Sumedang, ia mengatakan dengan kekalahan itu saya dapat belajar pada sebuah pengalaman dengan ikhtiar politik untuk sumedang dengan tujuan yang mulia yaitu pengabdian diri pada daerah kelahiran yaitu sumedang, beberapa bulan kemudian saya mendapatkan undangan dari sebuah yayasan yang menganugrahi dengan mendapatkan penghargaan “Most Initiator Development Award 2013’’ saya berkeyakinan bahwa penghargaan itu merupakan reward dari sebuah keikhlasan dalam melakukan pengabdian dengan cara yang jujur dan ikhlas.
Tidak berselang lama pada tahun 2014 menjelang pemilihan umum legislatif DPR, DPD, dan DPRD Bunda Eni Sumarni Panggilan akrabnya didatangi kembali oleh tokoh-tokoh Jawa Barat untuk ikut andil dalam pemilu legislatif dengan jalur Independen menjadi calon anggota DPD RI perwakilan Jawa Barat, ia berpikir dan merenungkan kembali atara maju atau tidak dalam kancah politik independen karena berkaca pada sebuah pengalaman ketika mencalonkan diri sebagai Calon Bupati di Kabupaten Sumedang. Namun dengan keilhlasan untuk pengabdian ia mencoba kemabali ikut pada pemilu 2014, Bunda Eni satu dari empat Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) dari Jawa Barat. Ia terpilih pada Pemilu Legislatif 9 April 2014, dengan suara yang cukup signifikan untuk kelas perempuan dan menjadi suara terbanyak nasional perempuan.
Selain kesibukannya sebagi senator Jawa Barat, saya menjadi penasehat dan pembina dalam organisasi pelestarian budaya. Jadi dalam organisasi ini, kita ingin melestarikan dan menjaga agar kebudayaan Sunda jangan sampai pudar. Sehingga kami membina para pengrajinnya, pemainnya, dan juga mendorong donasi kepada mereka yang sudah sukses, katanya. Mendapat mandat sebagai Duta Pelestari Budaya Sunda, kesibukan Eni Sumarni semakin bertambah. Ia menekankan agar orang Sunda harus Nyantri, Nyakola dan Nyunda. Orang Sunda nyantri memiliki filosofis dalam kesehariannya mencerminkan insan yang religius, meyakini bahwa segala tindakan dan prilakunya diawasi oleh Allah SWT. Kemudian orang Sunda harus nyakola, dalam artian bukan dari pendidikan tapi ilmunya mampu memilah mana yang menjadi hak pribadi dan hak orang lain. Terakhir, orang Sunda kudu Nyunda, dimana orang Sunda dalam kehidupan sehari-harinya harus menggunakan moral budaya orang Sunda.
Sebagian dari budaya itu kan unsur seni, tetapi yang lebih utama adalah etika moral budaya, dimana di dalamnya ada tata adat istiadat dan budi pekerti. Hal tersebut harus bisa mencerminkan bahwa urang Sumedang itu orang Sunda yang berbudaya. Kita kan memiliki ke arifan lokal, sehingga dapat menjadi tolok ukur maju mundur suatu masyarakat.
Selama masih ada umur dan kesempatan saya akan terus mengabdi untuk masyarakat Jawa Barat, melakukan sebuah pengabdian pada masyarakat menjadi kepuasan dan kebahagian tersendiri. Semoga Tuhan selalu memberikan kemudahan dan kelancaran dalam mengemban amanah ini.
Idealisme dan pemikiran seorang Eni Sumarni yang visioner membuahkan penghargaan “HIPPI Award 2014” anugrah sebagai perempuan isnpiratif dalam dunia bisnis, Sebuah penghargaan bagi para tokoh yang memperjuangkan etika politik dan pemberdayaan masyarakat secara mandiri dan penuh keberanian. Kemudian Pada Tahu 2014 ia mendapatkan penghargaan “Insparing Woman 2015” kemudian pada Tahun 2016 ia mendapatkan penghargaan kembali “The Best Executif Award 2016”