MENARA POST - Jakarta-Berawal dari kabar duka Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Timur yang menjadi TKI luar Negri yakni Mateus Seman dan Milka Boimau dikabarkan meninggal dunia di Malaysia karena mengidap sakit paru-paru.
Berdasarkan data BNP2TKI setempat bahwa , Mateus berasal dari Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai, Milka Boimau merupakan warga yang berasal dari Desa Kotanes, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang. Dia baru mendapatkan informasi soal kematian kedua TKI itu pada Sabtu (10/3) pekan lalu. Dari informasi yang diperoleh diketahui bahwa keduanya sudah meninggal sejak awal Maret 2018.
Atas Keprihatinan dua TKI yang meninggal di Malaysia Ormas Laskar Merah Putih ( LMP) menggelar aksi Demo di depan Dubes Malaysia, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (19/3) .
Ketua Laskar Merah Putih (LMP) Markas Daerah (Mada) Jawa Barat Bapak Ukur Purba S.T Menuturkan, ratusan anggota LMP yang datang dari Jakarta, Banten, Jawa Barat, Lampung, dan beberapa daerah lainnya menuntut agar Malaysia melakukan investigasi dan diumumkan kepada publik terkait meninggalnya TKI asal NTT tersebut.
Dalam kesempatan itu Ketua Laskar Merah Putih (LMP) Mada Jabar Ukur Purba, ST dalam orasinya menuturkan LMP sebagai generasi anak bangsa sangat prihatin melihat TKI yang diperlakukan tidak adil hingga mengakibatkan penganiayaan dan kematian yang terjadi di luar negeri.
Beliau meminta agar Pemerintah Malaysia turun tangan melakukan investigasi terkait meninggalnya TKI. "Stop pengiriman TKI ke Malaysia kalau hanya diperlakukan tidak manusiawi dan tidak adil serta usut tuntas oknum yang menyebabkan TKI meninggal," Tegasnya.
Ia menambahkan, Organisasi Masyarakat LMP Jabar mendesak pemerintah Indonesia juga segera melakukan langkah-langkah serius menuntaskan kematian TKI. Hal ini perlu cepat ditangani agar tidak ada kesan pemerintah lambat dalam menangani kasus TKI. Ia sendiri sangat menyayangkan jika sampai saat ini belum ada tindakan apapun dari pemerintah. Menurutnya, posisi pemerintah haruslah bersama warga dan segera mengambil tindakan. Terlebih ketika ada warganya yang tewas di negara lain.
Pemerintah semestinya mengesampingkan dulu soal legalitas kedatangan TKI asal NTT itu ke Malaysia. Karena yang paling utama saat ini adalah respon kemanusiaan terkait meninggalnya warga negara Indonesia. Jika masalah seperti ini terus menerus dibiarkan, maka para TKI yang bekerja di negara orang bisa diperlakukan semena-mena.
[ads-pos]
Sejatinya Pemerintah harus berupaya agar kenyamanan dan keamanan para TKI di luar negeri tidak terusik dan terancam," ucapnya
Pantauan Media bahwa perwakilan dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Laskar Merah Putih (LMP)
yang diterima masuk oleh Kedubes yakni, Wasekjend Burhan Saidi,
Waketum Bidang Hukum Dan Ham Surya Dharma Simbolon,SH,
Kamada Jabar Ukur Purba, ST
Sementara itu,data dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) tahun 2017 menyebutkan,
penempatan TKI ke luar negeri dibagi dalam dua sektor, yaitu formal dan informal. Sebagaimana data yang ada, dari total 148.285 TKI yang sudah ditempatkan, jumlah TKI yang bekerja di bidang formal mencapai 83.943 orang.
Sedangkan TKI yang bekerja di bidang informal sebanyak 64.342 orang. Dilihat dari latar belakang pendidikan, para TKI yang bekerja di luar negeri masih didominasi lulusan SD-SMP dengan angka 65 persen.
Selebihnya beragam, mulai dari tingkat SLTA hingga perguruan tinggi, yaitu diploma, sarjana, dan pascasarjana. Dari sisi gender, tenaga kerja dari Indonesia mayoritas perempuan, yaitu sebanyak 93.641 perempuan, di mana persentase ini jauh lebih banyak daripada laki-laki yang hanya 54.644 orang.
Berdasarkan skema penempatan, dari jumlah penempatan sebanyak 148.285 TKI tersebut, terbagi dalam skema private to private (P to P) sebanyak 119.266 orang, reentry sebanyak 19.712 orang, perorangan/individu berjumlah 6.768 orang, dan goverment to government (G to G) 2.408 orang.
"Untuk kepentingan perusahaan sendiri sebanyak 67 orang, dan TKI yang bekerja sebagai pelaut sebanyak 64 orang," ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, pusat data BNP2TKI mencatat ada 5 daerah sumber TKI terbesar, yaitu Jawa Barat sebanyak 31.027 orang, Jawa Tengah 29.394 orang, Jawa Timur 27.381 orang, Nusa Tenggara Barat 23.859 orang, dan Sumatera Utara 11.952 orang. Berdasarkan kabupaten/kota, yang tertinggi adalah Kabupaten Lombok Timur 10.621 orang, Indramayu 10.390 orang, Lombok Tengah 6.917 orang, Cirebon 6.408 orang, dan Cilacap 5.448 orang.
BNP2TKI juga mencatat negara-negara yang menjadi tempat persebaran TKI di luar negeri. Dari 26 negara yang paling banyak terdapat TKI, tercatat 10 negara terbesar untuk penempatan TKI, yaitu Malaysia sebanyak 60.624 orang, Taiwan 48.737 orang, Hong Kong 9.687 orang, Singapura 11.175 orang, Arab Saudi 10.006 orang, Brunei Darussalam 5.416 orang, Korea Selatan 4.266 orang, Uni Emirat Arab 1.937 orang, Oman 718 orang, dan Qatar 794 orang.
Dari sekian banyak pekerjaan yang ada di luar negeri, terdapat 5 jabatan terbesar TKI, untuk domestic workers 29.465 orang, caregiver 35.512 orang, worker 16.934 orang, operator 23.366 orang, dan plantation worker 22.334 orang.(Dit/Aji)
Peduli Kemanusiaan, Ormas LMP Mada Jabar Demo Dubes Malaysia |
Atas Keprihatinan dua TKI yang meninggal di Malaysia Ormas Laskar Merah Putih ( LMP) menggelar aksi Demo di depan Dubes Malaysia, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (19/3) .
Ketua Laskar Merah Putih (LMP) Markas Daerah (Mada) Jawa Barat Bapak Ukur Purba S.T Menuturkan, ratusan anggota LMP yang datang dari Jakarta, Banten, Jawa Barat, Lampung, dan beberapa daerah lainnya menuntut agar Malaysia melakukan investigasi dan diumumkan kepada publik terkait meninggalnya TKI asal NTT tersebut.
Dalam kesempatan itu Ketua Laskar Merah Putih (LMP) Mada Jabar Ukur Purba, ST dalam orasinya menuturkan LMP sebagai generasi anak bangsa sangat prihatin melihat TKI yang diperlakukan tidak adil hingga mengakibatkan penganiayaan dan kematian yang terjadi di luar negeri.
Beliau meminta agar Pemerintah Malaysia turun tangan melakukan investigasi terkait meninggalnya TKI. "Stop pengiriman TKI ke Malaysia kalau hanya diperlakukan tidak manusiawi dan tidak adil serta usut tuntas oknum yang menyebabkan TKI meninggal," Tegasnya.
Ia menambahkan, Organisasi Masyarakat LMP Jabar mendesak pemerintah Indonesia juga segera melakukan langkah-langkah serius menuntaskan kematian TKI. Hal ini perlu cepat ditangani agar tidak ada kesan pemerintah lambat dalam menangani kasus TKI. Ia sendiri sangat menyayangkan jika sampai saat ini belum ada tindakan apapun dari pemerintah. Menurutnya, posisi pemerintah haruslah bersama warga dan segera mengambil tindakan. Terlebih ketika ada warganya yang tewas di negara lain.
Peduli Kemanusiaan, Ormas LMP Mada Jabar Demo Dubes Malaysia |
[ads-pos]
Sejatinya Pemerintah harus berupaya agar kenyamanan dan keamanan para TKI di luar negeri tidak terusik dan terancam," ucapnya
Pantauan Media bahwa perwakilan dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Laskar Merah Putih (LMP)
yang diterima masuk oleh Kedubes yakni, Wasekjend Burhan Saidi,
Waketum Bidang Hukum Dan Ham Surya Dharma Simbolon,SH,
Kamada Jabar Ukur Purba, ST
Sementara itu,data dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) tahun 2017 menyebutkan,
penempatan TKI ke luar negeri dibagi dalam dua sektor, yaitu formal dan informal. Sebagaimana data yang ada, dari total 148.285 TKI yang sudah ditempatkan, jumlah TKI yang bekerja di bidang formal mencapai 83.943 orang.
Sedangkan TKI yang bekerja di bidang informal sebanyak 64.342 orang. Dilihat dari latar belakang pendidikan, para TKI yang bekerja di luar negeri masih didominasi lulusan SD-SMP dengan angka 65 persen.
Selebihnya beragam, mulai dari tingkat SLTA hingga perguruan tinggi, yaitu diploma, sarjana, dan pascasarjana. Dari sisi gender, tenaga kerja dari Indonesia mayoritas perempuan, yaitu sebanyak 93.641 perempuan, di mana persentase ini jauh lebih banyak daripada laki-laki yang hanya 54.644 orang.
Berdasarkan skema penempatan, dari jumlah penempatan sebanyak 148.285 TKI tersebut, terbagi dalam skema private to private (P to P) sebanyak 119.266 orang, reentry sebanyak 19.712 orang, perorangan/individu berjumlah 6.768 orang, dan goverment to government (G to G) 2.408 orang.
"Untuk kepentingan perusahaan sendiri sebanyak 67 orang, dan TKI yang bekerja sebagai pelaut sebanyak 64 orang," ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, pusat data BNP2TKI mencatat ada 5 daerah sumber TKI terbesar, yaitu Jawa Barat sebanyak 31.027 orang, Jawa Tengah 29.394 orang, Jawa Timur 27.381 orang, Nusa Tenggara Barat 23.859 orang, dan Sumatera Utara 11.952 orang. Berdasarkan kabupaten/kota, yang tertinggi adalah Kabupaten Lombok Timur 10.621 orang, Indramayu 10.390 orang, Lombok Tengah 6.917 orang, Cirebon 6.408 orang, dan Cilacap 5.448 orang.
BNP2TKI juga mencatat negara-negara yang menjadi tempat persebaran TKI di luar negeri. Dari 26 negara yang paling banyak terdapat TKI, tercatat 10 negara terbesar untuk penempatan TKI, yaitu Malaysia sebanyak 60.624 orang, Taiwan 48.737 orang, Hong Kong 9.687 orang, Singapura 11.175 orang, Arab Saudi 10.006 orang, Brunei Darussalam 5.416 orang, Korea Selatan 4.266 orang, Uni Emirat Arab 1.937 orang, Oman 718 orang, dan Qatar 794 orang.
Dari sekian banyak pekerjaan yang ada di luar negeri, terdapat 5 jabatan terbesar TKI, untuk domestic workers 29.465 orang, caregiver 35.512 orang, worker 16.934 orang, operator 23.366 orang, dan plantation worker 22.334 orang.(Dit/Aji)