Dunia pada awal 2018 ini sudah dibuat panik dengan rentetan bencana alam yang terjadi.
Mulai dari gempa bumi hingga gunung meletus yang terjadi hampir berdekatan.
Hal ini pun berdampak di Indonesia dan negara-negara kawasan cincin api. Apalagi di Indonesia juga telah terjadi serentetan bencana seperti erupsi gunung Agung, gunung Sinabung dan gempa bumi di Lebak Banten.
Belum lagi di Alaska juga terjadi gempa hingga 7,9 SR yang sempat menimbulkan peringatan tsunami.
Adapun twitter resmi United Nations Secretariat for International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR) pada (23/1/2018) menyebut Ring of Fire telah aktif kembali.
UNISDR menyebut “Cincin Api Pasifik Aktif Hari Ini”. UNISDR juga mencatat beberapa aktivitas yang terjadi di Cincin Api Pasifik diantaanya erupsi Gunung Mayon di Filipina, erupsi Gunung Kusatsu Shirane dan menyebabkan longsor di Jepang, gempa di Banten yang terasa juga di Jakarta, hingga gempa 7,9 SR yang sempat menimbulkan peringatan tsunami di Alaska.
Kejadian ini pun terjadi di waktu yang bersamaan. Namun demikian, melalui ABC News Ilmuwan dan ahli geofisika dari USGS, William Yeck meragukan bahwa kejadian-kejadian tersebut mempunyai keterkaitan.
“Sangat tidak mungkin kalau itu berkaitan” ujarnya, Selasa (23/1/2018). Ia juga menambahkan bahwa tidak ada aktivitas yang “tidak biasa” pada cincin api.
Seperti diketahui, Indonesia juga merupakan negara yang berada di garis depan pertemuan antara tiga lempeng, yaitu lempeng Austronesia, Asia, dan Pasifik.
Negara ini berada dalam lilitan sabuk cincin api Pasifik.
Gesekan antar lempeng itu, membuat bawah bumi Indonesia selalu bergejolak dan mendidih.
Tak heran sering terjadi gempa bumi di Indonesia.
Saran BMKG Bila Terjadi Gempa
Sebagai pedoman, empat saran dari BMKG saat terjadi gempa bumi, adalah:
1. Jika Anda berada di dalam bangunan.
Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll; Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan; Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.
2. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka.
Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll
Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.
3. Jika Anda sedang mengendarai mobil.
Ke luar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran;
Lakukan point B.
4. Jika Anda tinggal atau berada di pantai.
Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.
5. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan.
Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.
[ads-post]
Jam Kiamat Mendekat
Para ilmuwan menggerakkan jarum "Jam Kiamat" mendekati tengah malam, Kamis (25/1/2018).
Ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan senjata nuklir dan perubahan iklim.
Dikutip dari usatoday.com, Jumat (26/1/2018), "Jam Kiamat" dua menit mendekati tengah malam.
"Karena bahaya yang luar biasa saat ini, jarum menit "Jam Kiamat" kini 30 detik lebih dekat ke malapetaka," kata Rachel Bronson, Presiden Bulletin of the Atomic Scientists.
"Ini adalah jam terdekat yang pernah ada di Doomsday, dan sedekat itu pada tahun 1953, pada puncak Perang Dingin "
Setiap tahun, Bulletin of the Atomic Scientists, memutuskan apakah kejadian tahun sebelumnya mendorong manusia lebih dekat atau lebih jauh dari kehancuran.
"Jam Kiamat" saat ini paling mendekati tengah malam sejak 1953.
Saat itu juga dua menit mendekati tengah malam pada tahun 1953 saat bom hidrogen pertama kali diuji.
"Kami telah membuat pernyataan yang jelas bahwa kami merasa dunia semakin berbahaya," kata Lawrence Krauss, ketua Dewan Sponsor Buletin dan Direktur Proyek Origins Arizona State University.
"Bahaya kebakaran nuklir bukanlah satu-satunya alasan jam telah bergerak maju."
Pengumuman tersebut dibuat di Washington, D.C., di National Press Club.
Diungkapkan, pada 2017, para pemimpin dunia gagal merespon ancaman perang nuklir dan perubahan iklim, membuat situasi keamanan dunia lebih berbahaya daripada setahun yang lalu - dan sama berbahayanya dengan Perang Dunia II.
"Risiko terbesar tahun lalu muncul di dunia nuklir. Program senjata nuklir Korea Utara tampaknya membuat kemajuan luar biasa di tahun 2017, meningkatkan risiko untuk dirinya sendiri, negara-negara lain di kawasan ini, dan Amerika Serikat," ungkapnya.
"Retorika hiperbolik dan tindakan provokatif di kedua belah pihak telah meningkatkan kemungkinan perang nuklir secara tidak sengaja atau salah perhitungan."
"Bangsa-bangsa di dunia harus secara signifikan menurunkan emisi gas rumah kaca mereka agar risiko iklim tetap terjaga,".
Semakin mendekati tengah malam, semakin dekat perkiraan bahwa bencana global akan terjadi.
Yang terjauh dari tengah malam adalah pada tahun 1991, 17 menit sampai tengah malam saat Perang Dingin berakhir.
Jam Kiamat telah dibuat oleh Bulletin of The Atomic Scientists sejak tahun 1947. Kelompok ini didirikan pada tahun 1945 oleh ilmuwan University of Chicago yang telah membantu mengembangkan senjata nuklir pertama di Proyek Manhattan.
Para ilmuwan menciptakan jam pada tahun 1947 dengan menggunakan citra kiamat (tengah malam), (menghitung mundur ke nol) untuk menggambarkan ancaman terhadap kemanusiaan dan bumi. (Red)
Mulai dari gempa bumi hingga gunung meletus yang terjadi hampir berdekatan.
Pasific Ring Of Fire |
Hal ini pun berdampak di Indonesia dan negara-negara kawasan cincin api. Apalagi di Indonesia juga telah terjadi serentetan bencana seperti erupsi gunung Agung, gunung Sinabung dan gempa bumi di Lebak Banten.
Belum lagi di Alaska juga terjadi gempa hingga 7,9 SR yang sempat menimbulkan peringatan tsunami.
Adapun twitter resmi United Nations Secretariat for International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR) pada (23/1/2018) menyebut Ring of Fire telah aktif kembali.
UNISDR menyebut “Cincin Api Pasifik Aktif Hari Ini”. UNISDR juga mencatat beberapa aktivitas yang terjadi di Cincin Api Pasifik diantaanya erupsi Gunung Mayon di Filipina, erupsi Gunung Kusatsu Shirane dan menyebabkan longsor di Jepang, gempa di Banten yang terasa juga di Jakarta, hingga gempa 7,9 SR yang sempat menimbulkan peringatan tsunami di Alaska.
Kejadian ini pun terjadi di waktu yang bersamaan. Namun demikian, melalui ABC News Ilmuwan dan ahli geofisika dari USGS, William Yeck meragukan bahwa kejadian-kejadian tersebut mempunyai keterkaitan.
“Sangat tidak mungkin kalau itu berkaitan” ujarnya, Selasa (23/1/2018). Ia juga menambahkan bahwa tidak ada aktivitas yang “tidak biasa” pada cincin api.
Seperti diketahui, Indonesia juga merupakan negara yang berada di garis depan pertemuan antara tiga lempeng, yaitu lempeng Austronesia, Asia, dan Pasifik.
Negara ini berada dalam lilitan sabuk cincin api Pasifik.
Gesekan antar lempeng itu, membuat bawah bumi Indonesia selalu bergejolak dan mendidih.
Tak heran sering terjadi gempa bumi di Indonesia.
Saran BMKG Bila Terjadi Gempa
Ilustrasi |
Sebagai pedoman, empat saran dari BMKG saat terjadi gempa bumi, adalah:
1. Jika Anda berada di dalam bangunan.
Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll; Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan; Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.
2. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka.
Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll
Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.
3. Jika Anda sedang mengendarai mobil.
Ke luar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran;
Lakukan point B.
4. Jika Anda tinggal atau berada di pantai.
Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.
5. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan.
Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.
[ads-post]
Jam Kiamat Mendekat
Ilustrasi |
Para ilmuwan menggerakkan jarum "Jam Kiamat" mendekati tengah malam, Kamis (25/1/2018).
Ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan senjata nuklir dan perubahan iklim.
Dikutip dari usatoday.com, Jumat (26/1/2018), "Jam Kiamat" dua menit mendekati tengah malam.
"Karena bahaya yang luar biasa saat ini, jarum menit "Jam Kiamat" kini 30 detik lebih dekat ke malapetaka," kata Rachel Bronson, Presiden Bulletin of the Atomic Scientists.
"Ini adalah jam terdekat yang pernah ada di Doomsday, dan sedekat itu pada tahun 1953, pada puncak Perang Dingin "
Setiap tahun, Bulletin of the Atomic Scientists, memutuskan apakah kejadian tahun sebelumnya mendorong manusia lebih dekat atau lebih jauh dari kehancuran.
"Jam Kiamat" saat ini paling mendekati tengah malam sejak 1953.
Saat itu juga dua menit mendekati tengah malam pada tahun 1953 saat bom hidrogen pertama kali diuji.
"Kami telah membuat pernyataan yang jelas bahwa kami merasa dunia semakin berbahaya," kata Lawrence Krauss, ketua Dewan Sponsor Buletin dan Direktur Proyek Origins Arizona State University.
"Bahaya kebakaran nuklir bukanlah satu-satunya alasan jam telah bergerak maju."
Pengumuman tersebut dibuat di Washington, D.C., di National Press Club.
Diungkapkan, pada 2017, para pemimpin dunia gagal merespon ancaman perang nuklir dan perubahan iklim, membuat situasi keamanan dunia lebih berbahaya daripada setahun yang lalu - dan sama berbahayanya dengan Perang Dunia II.
"Risiko terbesar tahun lalu muncul di dunia nuklir. Program senjata nuklir Korea Utara tampaknya membuat kemajuan luar biasa di tahun 2017, meningkatkan risiko untuk dirinya sendiri, negara-negara lain di kawasan ini, dan Amerika Serikat," ungkapnya.
"Retorika hiperbolik dan tindakan provokatif di kedua belah pihak telah meningkatkan kemungkinan perang nuklir secara tidak sengaja atau salah perhitungan."
"Bangsa-bangsa di dunia harus secara signifikan menurunkan emisi gas rumah kaca mereka agar risiko iklim tetap terjaga,".
Semakin mendekati tengah malam, semakin dekat perkiraan bahwa bencana global akan terjadi.
Yang terjauh dari tengah malam adalah pada tahun 1991, 17 menit sampai tengah malam saat Perang Dingin berakhir.
Jam Kiamat telah dibuat oleh Bulletin of The Atomic Scientists sejak tahun 1947. Kelompok ini didirikan pada tahun 1945 oleh ilmuwan University of Chicago yang telah membantu mengembangkan senjata nuklir pertama di Proyek Manhattan.
Para ilmuwan menciptakan jam pada tahun 1947 dengan menggunakan citra kiamat (tengah malam), (menghitung mundur ke nol) untuk menggambarkan ancaman terhadap kemanusiaan dan bumi. (Red)