Iklan

iklan

Margoningsih Dukung Program Pemerintah di Sektor Pertanian

Jumat, 20 Juli 2018 | 10.23 WIB Last Updated 2019-02-21T16:52:24Z
Banda Aceh - Kelompok Agribisnis China-Malaysia tengah berupaya membangun lahan persawahan dan proyek pengolahan terpadu pada November mendatang di Indonesia. Dengan dana investasi US$ 2 miliar (Rp 20,3 triliun), perusahaan China ini berharap bisa memasuki pasar berkembang di tanah air sekaligus memenuhi pasokan beras domestik.
Margoningsih Dukung Program Pemerintah di Sektor Pertanian

Direktur PT. Margo Jaya Tani, Margoningsih, SE., M.M. menanggapi hal tersebut seperti yang dilansir menarapost.com, (20/7/2018) berharap dukungan program reformasi agraria Pemerintahan Jokowi dapat dimanfaatkan sebaik mungkin agar tidak dikuasai oleh investor asing.

"Program reformasi agrarianya Jokowi, IP4T (Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan tanah), programnya sangat bagus. Perlu didukung oleh semua pihak. Tetapi masalahnya untuk pengelolaan mandiri oleh petani, hanya sanggup 1/8 ha," kata Margoningsih.

Margoningsih melanjutkan, perlu strategi dan manajemen yang tepat supaya petani dapat mengelola 2ha tanahnya sehingga hasilnya dapat dimaksimalkan.

"Kalau tidak akan jadi bencana masuknya pihak ketiga, terutama kaum kapitalis Cina yang akan memanfaatkan kondisi itu karena mereka yang bermodal," ujar Perempuan Aceh yang lahir di Jakarta tersebut.
[ads-post]
Menurutnya, 1ha lahan pertanian yang dikelola dengan sistem Tumpangsari padat karya. Tumpang sari yang dimaksud adalah yang memiliki makna suatu teknik pertanian yang menghendaki suatu lahan tanam ditanami dengan lebih dari satu macam jenis tanaman.

"1ha lahan pertanian yang dikelola dengan sistem Tumpangsari dan 1 ha lagi dijadikan lahan yang dikelola (komunal/koperasi) untuk skema-skema investasi yang pekerjanya adalah petani itu sendiri," ungkap Margoningsih.

Teknik bercocok tanam tumpang sari ini juga sering diberi julukan "teknik polikultur". Dalam sistem pertanian tumpang sari, jadi dalam satu lahan tanam diselingi dengan satu atau lebih jenis tanaman budidaya.

Sebagai contoh, dalam satu lahan tanam cabe diselangi dengan tanaman seperti tomat, kacang panjang, dan jenis tanaman hortikultur lainnya. Beberapa jenis-jenis tanaman yang bisa dilakukan tumpang sari seperti singkong, kacang tanah, kacang panjang, jagung, mantang, buncis, tomat besar, seledri, daun bawang, tomat rampai, kedelai, sawi, kangkung, kacang tunggak, dan lain sebagainya.

Ningsih menyebutkan, 1 ha menyerap 8 orang tenaga kerja. Untuk bisa berjalan perlu sinergi antara market, koperasi dan petani. Pemerintah bertidak sebagai pendorong dan penjamin  kegiatan tersebut.

Menurutnya, dengan adanya program perencanaan jangka panjang ini mampu menarik pihak perbankan seperti Bukopin dan Bank daerah lainnya yang bisa ikut berperan dalam pembiayaannya.

"Adanya program asuransi pertanian ini merupakan jaminan supaya kegiatan bisa bankable. Aset petani aman dan tidak dijadikan sebagai jaminan bank. Untuk mengawali memang sulit dan mungkin perlu "initial cost" dari pemerintah sebagai program." tutur Ningsih

"Di Aceh banyak sekali lahan tidur. Apabila pemerintah bisa menerapkan program ini, maka pemerintah bisa meningkatkan perekonomian rakyat," tutup Margoningsih, Pengusaha yang fokus di bidang Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan.

*{Najmi}*
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Margoningsih Dukung Program Pemerintah di Sektor Pertanian

Trending Now

Iklan

iklan