DENPASAR, Keluarga LDS (14), siswi SMP di Tabanan yang tewas setelah berhubungan badan dengan pacarnya berinisial GDW (25), diselimuti duka mendalam.
Ayah LDS, KAN (40), terlihat murung dan sesekali meneteskan air mata saat ditemui di ruang Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Senin (22/1/2018).
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini tak bisa berkata apa-apa.
"Bingung, saya mau bilang apa lagi," ujarnya singkat sembari berjalan pergi.
Sementara itu, sang ibu disebutkan berulang kali pingsan akibat kematian anaknya.
[post_ads]
"Ibunya (ibu korban) enggak ikut ke sini (RSUP Sanglah) karena dia pingsan terus," kata bibi korban, NWA, di RSUP Sanglah.
Menurut pihak keluarga, LDS yang merupakan anak pertama itu jarang mengendarai sepeda motor sampai keluar dari desanya yang berada di Kecamatan Selemadeg, Tabanan.
"Dia (korban) jarang keluar. Kalaupun keluar cuma di sekitar desa saja, tidak sampai ke desa lain. Dia (pelaku) itu juga satu desa, tetapi lain banjar," ungkapnya.
Kepala sekolah tempat LDS mengenyam pendidikan, INS, juga mengaku terkejut dengan kabar bahwa siswinya mengalami musibah.
"Informasi dari guru tidak ada permasalahan, anaknya biasa dan termasuk kategori pintar,” katanya.
Selain itu, LDS juga merupakan siswi yang rajin. Kesehariannya di sekolah selalu tampak wajar. INS juga sudah berkoordinasi dengan kepala dusun di tempat asal korban terkait upacara pengabenan.
“Untuk kelanjutanya akan dibicarakan lagi dengan keluarga,” ungkap INS.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Gede Susila mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepala sekolah.
[post_ads_2]
Dinas Pendidikan Tabanan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
Pihaknya juga mengimbau kepada kepala sekolah agar memberikan perhatian lebih kepada siswa melalui guru di sekolah.
“Harus ada pantauan, terlebih jika siswanya mengalami perubahan sikap di sekolah,” katanya.
Ayah LDS, KAN (40), terlihat murung dan sesekali meneteskan air mata saat ditemui di ruang Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Senin (22/1/2018).
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini tak bisa berkata apa-apa.
"Bingung, saya mau bilang apa lagi," ujarnya singkat sembari berjalan pergi.
Sementara itu, sang ibu disebutkan berulang kali pingsan akibat kematian anaknya.
[post_ads]
"Ibunya (ibu korban) enggak ikut ke sini (RSUP Sanglah) karena dia pingsan terus," kata bibi korban, NWA, di RSUP Sanglah.
Menurut pihak keluarga, LDS yang merupakan anak pertama itu jarang mengendarai sepeda motor sampai keluar dari desanya yang berada di Kecamatan Selemadeg, Tabanan.
"Dia (korban) jarang keluar. Kalaupun keluar cuma di sekitar desa saja, tidak sampai ke desa lain. Dia (pelaku) itu juga satu desa, tetapi lain banjar," ungkapnya.
Kepala sekolah tempat LDS mengenyam pendidikan, INS, juga mengaku terkejut dengan kabar bahwa siswinya mengalami musibah.
"Informasi dari guru tidak ada permasalahan, anaknya biasa dan termasuk kategori pintar,” katanya.
Selain itu, LDS juga merupakan siswi yang rajin. Kesehariannya di sekolah selalu tampak wajar. INS juga sudah berkoordinasi dengan kepala dusun di tempat asal korban terkait upacara pengabenan.
“Untuk kelanjutanya akan dibicarakan lagi dengan keluarga,” ungkap INS.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Gede Susila mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepala sekolah.
[post_ads_2]
Dinas Pendidikan Tabanan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
Pihaknya juga mengimbau kepada kepala sekolah agar memberikan perhatian lebih kepada siswa melalui guru di sekolah.
“Harus ada pantauan, terlebih jika siswanya mengalami perubahan sikap di sekolah,” katanya.