"Tidak ada dampaknya bagi pabrik, karena petugas pengamanan berhasil menahan mereka masuk lokasi pabrik," ujar Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa, Sahat Panggabean, ketika dihubungi VIVAnews, Jumat, 7 September 2012.
Sebagai informasi, pabrik semen perseroan di Citeureup, Bogor, merupakan salah satu pabrik terbesar milik Indocement. Di kawasan ini, setidaknya terdapat 9 line produksi dengan total kapasitas seluruhnya mencapai 18,6 juta semen per tahun.
Berdasarkan laporan yang diperoleh, Sahat menjelaskan, kemacetan lalu lintas memang terjadi pada pagi hari di sekitar lokasi pabrik. Kondisi ini menyebabkan masyarakat merasa kurang nyaman.
"Yang saya tahu, pagi ini ada perubahan arus di dalam pabrik. Apakah karena kebetulan ada senam pagi, sehingga terjadi macet," ujar Sahat yang tengah berada di luar kota itu.
Manajemen berharap masalah yang menimpa perusahaan bisa dilakukan lewat dialog antara masyarakat dan perusahaan. Pihaknya justru tak ingin melibatkan pihak ketiga, karena langkah itu dianggap lebih baik. "Kalau bisa, apa masalahnya dituntaskan oleh masing-masing," katanya.
Namun, dengan kabar yang menyatakan ada perusakan dan korban luka-luka dari aksi penyerangan itu, manajemen Indocement berharap agar ada upaya penindakan.
Seperti diketahui, sebanyak lima orang dikabarkan mengalami luka-luka akibat aksi penyerangan tersebut. Tiga korban merupakan karyawan Indocement, dan dua lainnya adalah warga sekitar. Saat ini, para korban dirawat di Klinik Indocement.
Selain korban luka, sekitar 10 sepeda motor milik karyawan Indocement ikut rusak. Situasi sempat tegang dan aparat kepolisian serta TNI menjaga ketat lokasi. (art)