Fabian Januarius Kuwado Sejumlah aparat kepolisian dari Polsek setempat tampak melakukan penjagaan di mini market yang buka 24 jam di Jl. Condet Raya, Jakarta Timur, Selasa (19/6/2012). Usaha tersebut merupakan langkah pihak kepolisian untuk mengantisipasi serangkaian perampokan beberapa waktu terakhir.
Kegiatan tersebut merupakan langkah antisipasi Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur untuk melakukan pengamanan karena maraknya aksi perampokan yang menyasar minimarket 24 jam beberapa waktu terakhir. Tercatat, setidaknya tiga kali aksi perampokan dengan modus yang sama terjadi pada waktu nyaris bersamaan.
Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Dian Perri mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait ketiga kasus perampokan yang diduga dilakukan satu komplotan tersebut. Semua kepolisian sektor di wilayah Jakarta Timur pun diinstruksikan untuk melakukan patroli lebih intensif, khususnya di wilayah yang terdapat minimarket 24 jam.
"Semua lokasi akan kita adakan patroli, yang penting tindakan preventif tetap ada," ujarnya. Meski demikian, ia enggan menyebutkan berapa jumlah pasukan yang diterjunkan. "Ya rahasia itu," lanjutnya.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di sepanjang Jalan Raya Condet, setidaknya terdapat empat minimarket yang buka 24 jam. Tak ada yang berubah, kecuali suasana di depan toko. Sedikitnya dua orang petugas kepolisian tampak siaga bersama beberapa orang lainnya. "Iya, kita amanin saja semuanya," ujar salah seorang petugas polisi.
Dihubungi terpisah, Neta S Pane, Presidium Indonesia Police Watch (IPW), mengapresiasi langkah tersebut. Pihak kepolisian, khususnya Polda Metro Jaya, harus mampu menjadikan kepolisian sektor sebagai ujung tombak pengamanan terhadap masyarakat, terutama di daerah rawan. "Polda Metro harus jadikan polsek sebagai ujung tombak pengamanan di lingkungannya dengan supervisi polres. Pihak kepolisian juga harus kembali mengaktifkan Babin Kamtibmas untuk menjalankan fungsinya dengan melakukan sistem keamanan lingkungan (siskamling)," ujarnya.
Neta melanjutkan, kejadian yang terjadi berulang ini merupakan kelengahan polisi dalam melakukan penjagaan keamanan di lokasi, khususnya yang berada di pinggiran kota. Dalam kondisi inilah, peran sistem keamanan berdasarkan aktivitas manusia dirasa sangat penting.
Sebelumnya diberitakan, aksi perampokan terjadi di tiga tempat di wilayah Jakarta Timur dalam selang waktu satu malam. Perampokan pertama terjadi di Alfamart, Jl Pahlawan Revolusi, Klender, Jakarta Timur, pada Minggu (17/6/2012) dini hari. Pelaku yang berjumlah empat orang menggunakan masker dan membawa senjata api serta senjata tajam berhasil menjarah uang tunai sebanyak Rp 30 juta yang tersimpan di dalam brankas dan meja kasir.
Selang satu malam, kawanan perampok bersenjata tajam kembali beraksi di minimarket Alfamart Dewi Sartika, Jakarta Timur, Senin (18/6/2012) dini hari sekitar pukul 01.20. Dalam peristiwa ini uang di brankas senilai Rp 20 juta raib digasak pelaku yang berjumlah lima orang. Hanya berselang satu jam kemudian, sebuah minimarket Alfamart di Jl Wijaya Kusuma, Duren Sawit, pun dijarah tiga orang perampok.
Modusnya hampir serupa, membawa senjata, dan mengancam karyawan toko lalu melumpuhkannya. Seusai melumpuhkan karyawan toko, pelaku pun meminta agar brankas dibuka dan menjarah isi brankas. Uang hasil penjualan sebesar Rp 65 juta yang ada di dalam brankas pun dijarah habis oleh pelaku.