youtube Seorang lelaki berbaju putih menenteng pistol saat berseteru dengan seorang pengendara sepeda motor (mengenakan helm) di Jl Tentara Pelajar, Jakarta Pusat, Senin (30/4/2012), persis di samping studio Kompas TV.JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga hari setelah peristiwa aksi umbar tembakan "Koboy Palmerah" terjadi, Soeng Simon Priadi (25), yang menjadi korban dalam peristiwa itu, rupanya dicari-cari aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ada dua kelompok pria yang datang ke rumah keluarga Simon pada Rabu (2/5/2012).
Demikian diungkapkan Mamat, salah seorang pekerja di rumah keluarga Soeng di kawasan Tomang, Jakarta Barat, Kamis (3/5/2012) siang, saat dijumpai Kompas.com di lokasi. "Kemarin juga ada yang cari-cari mas Simon dari tentara," ucap Mamat.
Mamat menjelaskan, tentara yang datang ke rumah itu ada dua kelompok. Yang pertama datang di pagi hari dan kedua siang hari. "Waktu itu di rumah tidak ada orang, hanya saya, pembantu, dan Pak Soeng," tutur Mamat.
Kelompok tentara yang datang di pagi hari, katanya, terdiri dari tiga orang. Dua pria di antaranya memakai pakaian dinas polisi militer dan satu orang lagi mengenakan pakaian preman. Mereka datang menggunakan satu buah mobil Kijang warna merah sekitar pukul 09.00 WIB.
"Mereka cari-cari Mas Simon, katanya untuk jadi saksi," ujar Mamat.
Sementara kelompok kedua yang datang, lanjutnya, terdiri dari 3-4 orang pria berbadan tegap dan berambut cepak juga mencari Simon. Mereka datang menggunakan sebuah sedan putih pada pukul 12.00 WIB.
"Tapi yang kedua tidak pakai baju dinas. Mereka minta KTP pembantu, tapi enggak dikasih karena KTP pembantu kan ada di majikannya. Sepertinya masih satu kelompok dengan yang sebelumnya," ujar Mamat.
Pada Kamis pagi ini, Mamat juga sempat ditanyai oleh seorang pria yang bertanya tentang keberadaan Simon. Namun, orang itu berlalu begitu saja saat Mamat menjelaskan bahwa Simon tidak ada di rumah. Dikatakan, pria yang sudah lama kenal dengan keluarga Soeng ini, semenjak dirinya bekerja sekitar delapan hari lalu, tidak pernah sekali pun dia melihat Simon.
"Saya kenal dengan tantenya Simon, tapi dengan Simon sendiri enggak pernah ketemu. Dia enggak ada di sini sejak saya kerja," katanya.
Wakil Sekretaris RT setempat, Suparmin, mengungkapkan bahwa Simon sebenarnya tidak tinggal di kompleks itu. Sudah belasan tahun lalu, Simon bersama ibunya, Soeng Monika, pindah ke kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
"KTP-nya Simon dan ibunya memang di sini. Tapi mereka sudah lama pindah ke Kebayoran Baru sejak lama, saya sudah enggak pernah ketemu lagi," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Simon menjadi korban aksi umbar tembakan aparat TNI AD bernama Kapten MA pada Senin (30/4/2012) siang di depan kantor Kompas TV, Jalan Tentara Pelajar, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Insiden itu direkam oleh warga sekitar. Video berdurasi 2 menit dengan judul "Koboy Palmerah" itu kemudian diunggah oleh akun bernama Unplugged The TV pada Selasa (1/5/2012) sekitar pukul 13.00.
Video tersebut dimulai dengan aksi Kapten MA yang tengah mengintimidasi Simon. Tak lama kemudian, terdengar suara tembakan dari senjata yang dipegang Kapten MA. Saat itu, Kapten MA berdiri di belakang mobil Toyota Avanza berpelat nomor 1394-00 warna hijau dof milik TNI AD. Ia terlihat emosional dan mulai menghardik Simon yang berkaus biru dan masih menggunakan helm putih berdiri di depan sepeda motor miliknya.
Kapten MA juga menenteng senjata mirip senjata api jenis FN dan sebuah tongkat besi. Ia berkali-kali menghardik Simon sambil memukulinya dengan tangan ataupun senjata yang digenggamnya ke arah kepala dan paha Simon.
Berdasarkan keterangan saksi mata, Andri, perselisihan antara keduanya terjadi karena pengendara sepeda motor merasa dipepet oleh mobil yang dikendarai MA. "Kejadiannya sekitar 20 menit karena berhasil dilerai sama polisi militer yang datang berseragam dan pakai mobil warna putih. Si penembak juga langsung dibawa polisi militer," kata Andri.
Demikian diungkapkan Mamat, salah seorang pekerja di rumah keluarga Soeng di kawasan Tomang, Jakarta Barat, Kamis (3/5/2012) siang, saat dijumpai Kompas.com di lokasi. "Kemarin juga ada yang cari-cari mas Simon dari tentara," ucap Mamat.
Mamat menjelaskan, tentara yang datang ke rumah itu ada dua kelompok. Yang pertama datang di pagi hari dan kedua siang hari. "Waktu itu di rumah tidak ada orang, hanya saya, pembantu, dan Pak Soeng," tutur Mamat.
Kelompok tentara yang datang di pagi hari, katanya, terdiri dari tiga orang. Dua pria di antaranya memakai pakaian dinas polisi militer dan satu orang lagi mengenakan pakaian preman. Mereka datang menggunakan satu buah mobil Kijang warna merah sekitar pukul 09.00 WIB.
"Mereka cari-cari Mas Simon, katanya untuk jadi saksi," ujar Mamat.
Sementara kelompok kedua yang datang, lanjutnya, terdiri dari 3-4 orang pria berbadan tegap dan berambut cepak juga mencari Simon. Mereka datang menggunakan sebuah sedan putih pada pukul 12.00 WIB.
"Tapi yang kedua tidak pakai baju dinas. Mereka minta KTP pembantu, tapi enggak dikasih karena KTP pembantu kan ada di majikannya. Sepertinya masih satu kelompok dengan yang sebelumnya," ujar Mamat.
Pada Kamis pagi ini, Mamat juga sempat ditanyai oleh seorang pria yang bertanya tentang keberadaan Simon. Namun, orang itu berlalu begitu saja saat Mamat menjelaskan bahwa Simon tidak ada di rumah. Dikatakan, pria yang sudah lama kenal dengan keluarga Soeng ini, semenjak dirinya bekerja sekitar delapan hari lalu, tidak pernah sekali pun dia melihat Simon.
"Saya kenal dengan tantenya Simon, tapi dengan Simon sendiri enggak pernah ketemu. Dia enggak ada di sini sejak saya kerja," katanya.
Wakil Sekretaris RT setempat, Suparmin, mengungkapkan bahwa Simon sebenarnya tidak tinggal di kompleks itu. Sudah belasan tahun lalu, Simon bersama ibunya, Soeng Monika, pindah ke kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
"KTP-nya Simon dan ibunya memang di sini. Tapi mereka sudah lama pindah ke Kebayoran Baru sejak lama, saya sudah enggak pernah ketemu lagi," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Simon menjadi korban aksi umbar tembakan aparat TNI AD bernama Kapten MA pada Senin (30/4/2012) siang di depan kantor Kompas TV, Jalan Tentara Pelajar, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Insiden itu direkam oleh warga sekitar. Video berdurasi 2 menit dengan judul "Koboy Palmerah" itu kemudian diunggah oleh akun bernama Unplugged The TV pada Selasa (1/5/2012) sekitar pukul 13.00.
Video tersebut dimulai dengan aksi Kapten MA yang tengah mengintimidasi Simon. Tak lama kemudian, terdengar suara tembakan dari senjata yang dipegang Kapten MA. Saat itu, Kapten MA berdiri di belakang mobil Toyota Avanza berpelat nomor 1394-00 warna hijau dof milik TNI AD. Ia terlihat emosional dan mulai menghardik Simon yang berkaus biru dan masih menggunakan helm putih berdiri di depan sepeda motor miliknya.
Kapten MA juga menenteng senjata mirip senjata api jenis FN dan sebuah tongkat besi. Ia berkali-kali menghardik Simon sambil memukulinya dengan tangan ataupun senjata yang digenggamnya ke arah kepala dan paha Simon.
Berdasarkan keterangan saksi mata, Andri, perselisihan antara keduanya terjadi karena pengendara sepeda motor merasa dipepet oleh mobil yang dikendarai MA. "Kejadiannya sekitar 20 menit karena berhasil dilerai sama polisi militer yang datang berseragam dan pakai mobil warna putih. Si penembak juga langsung dibawa polisi militer," kata Andri.