BOLMONG – Jonathan Turangan (12), murid SD di Bolmong, sempat menulis surat untuk sang ayah, Jefri Turangan (45) sebelum gantung diri. Dalam suratnya, murid kelas V SDN 1 Imandi, itu menyampaikan permohonan maaf kepada sang ayah.
Warga Kelurahan Imandi, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara, ini mengaku sayang kepada sang ayah.
“Ayah aku minta maaf atas kesalahanku hari ini. Aku sayang ayah,” tulis bocah yang akrab disapa Nathan itu dalam secarik kertas.
Nathan gantung diri di dapur rumahnya pada Rabu (7/2/2018) sekitar pukul 10.30. Diduga, Nathan nekat mengakhiri hidupnya lantaran malu sering dibully di sekolah.
“Tadi saya koordinasi dengan kepala sekolahnya. Katanya di sekolah sering diejek teman-temannya. Merasa minder. Jadi dia diduga depresi karena dibully sehingga mengakhiri hidupnya,” ucap Kapolsek Dumoga Timur Iptu Nico Tulandi, seperti dikutip Manado Post (Grup Pojoksatu.id), Kamis 8 Februari 2018.
[ads-post]
Sementara itu, Wali kelas korban, Masye Meike Aring mengaku terkejut saat mendengar informasi kematian muridnya.
Menurut Masye, Nathan terakhir kali ke sekolah mengenakan baju kaos hitam dan celana merah. Padahal, SDN 1 Imandi hanya membolehkan siswanya pakai kaos pada akhir pekan.
“Saya tanya kenapa pakai kaos. Katanya kemejanya kotor. Pada Senin sebelumnya, saya lihat dia pakai kemeja yang sudah lusuh,” ujar Masye.
Dikatakan Masye, hari itu Nathan tampak berbeda dari hari-hari biasa. Ia terlihat murung dan lebih banyak diam. (Red)
Murid SD gantung diri di Bolmong |
Warga Kelurahan Imandi, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara, ini mengaku sayang kepada sang ayah.
“Ayah aku minta maaf atas kesalahanku hari ini. Aku sayang ayah,” tulis bocah yang akrab disapa Nathan itu dalam secarik kertas.
Nathan gantung diri di dapur rumahnya pada Rabu (7/2/2018) sekitar pukul 10.30. Diduga, Nathan nekat mengakhiri hidupnya lantaran malu sering dibully di sekolah.
“Tadi saya koordinasi dengan kepala sekolahnya. Katanya di sekolah sering diejek teman-temannya. Merasa minder. Jadi dia diduga depresi karena dibully sehingga mengakhiri hidupnya,” ucap Kapolsek Dumoga Timur Iptu Nico Tulandi, seperti dikutip Manado Post (Grup Pojoksatu.id), Kamis 8 Februari 2018.
[ads-post]
Sementara itu, Wali kelas korban, Masye Meike Aring mengaku terkejut saat mendengar informasi kematian muridnya.
Menurut Masye, Nathan terakhir kali ke sekolah mengenakan baju kaos hitam dan celana merah. Padahal, SDN 1 Imandi hanya membolehkan siswanya pakai kaos pada akhir pekan.
“Saya tanya kenapa pakai kaos. Katanya kemejanya kotor. Pada Senin sebelumnya, saya lihat dia pakai kemeja yang sudah lusuh,” ujar Masye.
Dikatakan Masye, hari itu Nathan tampak berbeda dari hari-hari biasa. Ia terlihat murung dan lebih banyak diam. (Red)