Indramayu - Musim penghujan mulai membasahi kawasan Pantura Jawa Barat. Masyarakat sekitar diminta untuk berhati-hati dan mengantisipasi bencana akibat hujan.
Sejumlah titik di Kabupaten Indramayu Jawa Barat masih teridentifikasi rawan bencana banjir. Terutama di sepanjang aliran sungai Cimanuk Cisanggarung.
Sedikitnya tujuh tanggul di Kabupaten Indramayu rawan banjir. Secara umum, Jawa Barat rentan bencana hidrologis.
Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu Edi Kusdiana mengungkapkan, dalam sebuah rapat koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, diketahui setidaknya 52 titik tanggul di sepanjang aliran Sungai Cimanuk yang kritis. Dari 52 titik tersebut, tujuh titik kritis di antaranya berada di wilayah Kabupaten Indramayu.
"Tujuh titik tanggul yang kritis itu berada di sepanjang aliran Sungai Bangkir sampai Waledan," ungkap Edi, Minggu 18/11/2018).
Ketujuh titik tanggul yang kritis itu hingga kini memperoleh atensi ekstra mengingat berpotensi sebabkan banjir. Untuk memastikannya, BPBD Indramayu bersama instansi terkait lain akan menyusuri sungai tersebut.
"Setelahnya, barulah akan dilakukan langkah-langkah antisipasi," kata Edi.
Dalam sebuah kesempatan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, sebagaimana sejarahnya, sekitar 60% bencana hidrologis di Indonesia terjadi di Jabar. Karena itu, tak mengherankan bila provinsi yang dipimpinnya kerapkali banjir.
"Apalagi dengan manusia (jumlah warga) yang sekarang hampir 50 juta jiwa, tentu menambah (potensi banjir)," paparnya saat di Cirebon.
[ads-post]
Pihaknya mengimbau warga berhati-hati kala melalui jalan lintas provinsi selama musim penghujan seperti sekarang. Dalam sepekan terakhir, tercatat sedikitnya terjadi empat kali longsor di wilayah Jabar.
Namun, dia meyakinkan, pihaknya sendiri telah memiliki SOP sehingga dalam 1 X 24 jam suatu kejadian ditangani. Hanya, terkait banjir, dia berjanji akan merapatkannya dalam waktu dekat.
"Masalah sungai merupakan lintas wilayah, sehingga tk bisa diselesaikan di level wali kota atau bupati. Kami di tingkat pemprov akan segera merapatkannya," tegas dia.
BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, sempat mengingatkan potensi hujan lebat dan angin kencang di Wilayah Cirebon berdampak banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin puting beliung, angin kencang, hingga pohon tumbang dan jalan licin. Masyarakat pun diimbau mewaspadai dampak yang dapat ditimbulkan tersebut.
Imbauan Ridwan Kamil.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, berdasarkan catatan sejarah, 60 persen bencana hidrologis Indonesia terjadi di Jawa Barat.
Oleh karena itu, ada atau tidak adanya manusia di Jawa Barat, provinsi terpata pendudukanya itu selalu dilanda bencana hidrologis.
"Apalagi dengan manusia yang sekarang jumlahnya hampir 50 juta jiwa, tentu menambah potensi banjir," kata pria Ridwan Kamil saat berkunjung ke Kota Cirebon, Rabu (14/11/2018).
Ridwan Kamil mengimbau warga untuk berhati-hati saat melewati jalan lintas provinsi di musim penghujan seperti sekarang. Dalam sepekan terakhir ini, tercatat sudah terjadi empat kali longsor.
"Tapi kami sudah punya SOP, sehingga 1 X 24 jam itu sudah beres," tegas Emil.
Untuk bencana banjir, dalam waktu dekat akan segera dirapatkan. Menurut dia, sungai di Jawa Barat merupakan lintas wilayah sehingga tidak bisa diselesaikan di level walikota atau bupati saja.
"Harus ada koordinasi di semua tingkatan untuk mengantisipasi banjir," kata dia. (Red)
Ilustrasi |
Sedikitnya tujuh tanggul di Kabupaten Indramayu rawan banjir. Secara umum, Jawa Barat rentan bencana hidrologis.
Kepala Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu Edi Kusdiana mengungkapkan, dalam sebuah rapat koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, diketahui setidaknya 52 titik tanggul di sepanjang aliran Sungai Cimanuk yang kritis. Dari 52 titik tersebut, tujuh titik kritis di antaranya berada di wilayah Kabupaten Indramayu.
"Tujuh titik tanggul yang kritis itu berada di sepanjang aliran Sungai Bangkir sampai Waledan," ungkap Edi, Minggu 18/11/2018).
Ketujuh titik tanggul yang kritis itu hingga kini memperoleh atensi ekstra mengingat berpotensi sebabkan banjir. Untuk memastikannya, BPBD Indramayu bersama instansi terkait lain akan menyusuri sungai tersebut.
"Setelahnya, barulah akan dilakukan langkah-langkah antisipasi," kata Edi.
Dalam sebuah kesempatan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, sebagaimana sejarahnya, sekitar 60% bencana hidrologis di Indonesia terjadi di Jabar. Karena itu, tak mengherankan bila provinsi yang dipimpinnya kerapkali banjir.
"Apalagi dengan manusia (jumlah warga) yang sekarang hampir 50 juta jiwa, tentu menambah (potensi banjir)," paparnya saat di Cirebon.
[ads-post]
Pihaknya mengimbau warga berhati-hati kala melalui jalan lintas provinsi selama musim penghujan seperti sekarang. Dalam sepekan terakhir, tercatat sedikitnya terjadi empat kali longsor di wilayah Jabar.
Namun, dia meyakinkan, pihaknya sendiri telah memiliki SOP sehingga dalam 1 X 24 jam suatu kejadian ditangani. Hanya, terkait banjir, dia berjanji akan merapatkannya dalam waktu dekat.
"Masalah sungai merupakan lintas wilayah, sehingga tk bisa diselesaikan di level wali kota atau bupati. Kami di tingkat pemprov akan segera merapatkannya," tegas dia.
BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, sempat mengingatkan potensi hujan lebat dan angin kencang di Wilayah Cirebon berdampak banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin puting beliung, angin kencang, hingga pohon tumbang dan jalan licin. Masyarakat pun diimbau mewaspadai dampak yang dapat ditimbulkan tersebut.
Imbauan Ridwan Kamil.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, berdasarkan catatan sejarah, 60 persen bencana hidrologis Indonesia terjadi di Jawa Barat.
Oleh karena itu, ada atau tidak adanya manusia di Jawa Barat, provinsi terpata pendudukanya itu selalu dilanda bencana hidrologis.
"Apalagi dengan manusia yang sekarang jumlahnya hampir 50 juta jiwa, tentu menambah potensi banjir," kata pria Ridwan Kamil saat berkunjung ke Kota Cirebon, Rabu (14/11/2018).
Ridwan Kamil mengimbau warga untuk berhati-hati saat melewati jalan lintas provinsi di musim penghujan seperti sekarang. Dalam sepekan terakhir ini, tercatat sudah terjadi empat kali longsor.
"Tapi kami sudah punya SOP, sehingga 1 X 24 jam itu sudah beres," tegas Emil.
Untuk bencana banjir, dalam waktu dekat akan segera dirapatkan. Menurut dia, sungai di Jawa Barat merupakan lintas wilayah sehingga tidak bisa diselesaikan di level walikota atau bupati saja.
"Harus ada koordinasi di semua tingkatan untuk mengantisipasi banjir," kata dia. (Red)