Written By Admin BeDa on Selasa, 20 Desember 2011 | 09:00
Namanya Lia Rojas. Wanita asal Dallas, Texas ini memeluk Katolik sejak kecil. Satu setengah tahun lalu ia adalah calon guru agama Katolik yang mempersiapkan diri mengajar muridnya dengan memperdalam pengetahuan agama. Hampir setahun ia menyiapkan diri, tiba-tiba ia berubah 180 derajat dengan memeluk Islam, enam bulan yang lalu. Subhaanallah...
Rojas saat itu tengah mempersiapkan dirinya menjadi guru agama Katolik yang profesional. Ia ingin murid-muridnya nanti menyukai pelajaran yang ia berikan. Diantara materi yang ia persiapkan adalah "Mengapa Katolik." Untuk itu, Rojas juga sedikit banyak menyempatkan diri mengetahui Islam sebagai perbandingan.
Rojas yang akrab dengan teman-temannya, menceritakan persiapannya untuk memegang kelas agama. Rojas tidak sadar bahwa sebagian temannya adalah Muslim. “Saya punya beberapa teman Muslim tapi saya tidak tahu mereka adalah Muslim. Saya memberitahu mereka tentang kelas saya dan bagaimana saya sedang belajar tentang Islam,” ujar Rojas.
Mendengar cerita Rojas, temannya yang Muslim memberinya terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Inggris. Rojas tertarik mempelajarinya. Selama waktu delapan bulan itu, ia justru lebih banyak mempelajari Islam dibanding mendalami agama Katolik.
Rojas mulai mendapatkan hidayah dengan cara yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Sejak saat itu, ia tak lagi pergi ke gereja. Ia malah membatalkan mengajar kelas Katolik. Ia malah tertarik untuk mengunjungi masjid. Mempelajari Islam juga dilakukannya melalui internet.
Setelah masuk Islam, Rojas menyadari kekeliruannya selama 40 tahun hidupnya.
“Sebelumnya kita berdoa kepada Maria atau Yesus untuk menolong kita. Aku berumur 40 tahun dan aku nyaris tidak menyadarinya (kesalahan dalam berdoa),” ujar Rojas.
Rojas kini juga menyadari Maria adalah ibu dari Yesus Kristus, tapi Maria bukanlah ibu dari Tuhan. “Aku hanya tidak bisa percaya bahwa selama ini aku begitu buta,” katanya.
Saat mengucapkan syahadat adalah saat yang paling luar biasa bagi Rojas. “Sangat istimewa. Itu sangat luar biasa,” ujarnya.
Saat mengucapkan syahadat itu Rojas masih berpakaian seperti wanita Barat pada umumnya. Ia masih mengenakan celana pendek dan thank top.
Islam yang baru dipeluknya seketika men-shibghah hatinya. Ketika hendak turun dari mobil untuk berbelanja, Rojas memandang kakinya yang masih terbuka. Tiba-tiba ia merasa begitu malu. Ia bahkan tak kuasa untuk keluar dari mobil, kakinya terasa kaku.
“Saya pulang ke rumah dan menangis,” itulah awal mula Rojas mulai berkenalan dengan jilbab. Rojas kemudian mengenakan jilbab, hingga kini. [AN/Rpb]
Rojas saat itu tengah mempersiapkan dirinya menjadi guru agama Katolik yang profesional. Ia ingin murid-muridnya nanti menyukai pelajaran yang ia berikan. Diantara materi yang ia persiapkan adalah "Mengapa Katolik." Untuk itu, Rojas juga sedikit banyak menyempatkan diri mengetahui Islam sebagai perbandingan.
Rojas yang akrab dengan teman-temannya, menceritakan persiapannya untuk memegang kelas agama. Rojas tidak sadar bahwa sebagian temannya adalah Muslim. “Saya punya beberapa teman Muslim tapi saya tidak tahu mereka adalah Muslim. Saya memberitahu mereka tentang kelas saya dan bagaimana saya sedang belajar tentang Islam,” ujar Rojas.
Mendengar cerita Rojas, temannya yang Muslim memberinya terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Inggris. Rojas tertarik mempelajarinya. Selama waktu delapan bulan itu, ia justru lebih banyak mempelajari Islam dibanding mendalami agama Katolik.
Rojas mulai mendapatkan hidayah dengan cara yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Sejak saat itu, ia tak lagi pergi ke gereja. Ia malah membatalkan mengajar kelas Katolik. Ia malah tertarik untuk mengunjungi masjid. Mempelajari Islam juga dilakukannya melalui internet.
Setelah masuk Islam, Rojas menyadari kekeliruannya selama 40 tahun hidupnya.
“Sebelumnya kita berdoa kepada Maria atau Yesus untuk menolong kita. Aku berumur 40 tahun dan aku nyaris tidak menyadarinya (kesalahan dalam berdoa),” ujar Rojas.
Rojas kini juga menyadari Maria adalah ibu dari Yesus Kristus, tapi Maria bukanlah ibu dari Tuhan. “Aku hanya tidak bisa percaya bahwa selama ini aku begitu buta,” katanya.
Saat mengucapkan syahadat adalah saat yang paling luar biasa bagi Rojas. “Sangat istimewa. Itu sangat luar biasa,” ujarnya.
Saat mengucapkan syahadat itu Rojas masih berpakaian seperti wanita Barat pada umumnya. Ia masih mengenakan celana pendek dan thank top.
Islam yang baru dipeluknya seketika men-shibghah hatinya. Ketika hendak turun dari mobil untuk berbelanja, Rojas memandang kakinya yang masih terbuka. Tiba-tiba ia merasa begitu malu. Ia bahkan tak kuasa untuk keluar dari mobil, kakinya terasa kaku.
“Saya pulang ke rumah dan menangis,” itulah awal mula Rojas mulai berkenalan dengan jilbab. Rojas kemudian mengenakan jilbab, hingga kini. [AN/Rpb]