AFP/ADEK BERRY
Gambar ini diambil dari Puncak Salak 3 Cijeruk, Bogor pada 11 Mei 2012 menunjukkan puing-puing kecelakaan Pesawat Komersial Rusia Shukoi Superjet 100 yang hilang pada Rabu (9/5/2012) Semua puluhan kapal jet penumpang Sukhoi Rusia terbang dalam perjalanan promosi penjualan di Indonesia tewas ketika pesawat menabrak gunung, kata pejabat. (AFP PHOTO / Adek BERRY)
"Saran saya, alangkah baiknya para keluarga korban, terutama yang Islam, agar arwah korban tenteram, kita melakukan apa yang disebut tawasul qubro," ujarnya saat berbincang dengan Tribunnews.com, Selasa(15/5/2012).
Tawasulan atau tahlilan ini merupakan acara doa, pengiriman surat Al Fatihah kepada arwah yang hilang ini, mudah-mudahan Allah SWT menemukan mereka yang hilang, walaupun tidak ada badannya, sehingga arwahnya kembali kepada keluarganya.
"Tujuannya tawasul qubro, semoga arwah korban tenang dan kembali. Kalau tidak, jasadnya mati, qorinnya akan gentayangan," ujar Marsa.
Ia menyebutkan Tuhan menciptakan manusia berikut qorinnya. Badan boleh mati tetapi qorin tetap hidup. Ia menganalogkan upaya doa ini, seperti manusia sekarang, walaupun tidak bisa bertemu muka langsung, tapi bisa berkirim SMS melalui telepon seluler namun pesan sampai sekalipun ke benua Amerika.
Tawasulan qubro, perlu melibatkan keluarga korban, terutama yang muslim dan bila perlu mengumpulkan masyarakat seputar Cijeruk.
"Semacam tahlilan, mengirimkan arwah. Semalam juga cukup, ba'da isya sampai jam 12 malam beres," kata Habib Muksin.
Marsa menjelaskan, ada warga Cijeruk yang merasakan firasat. Sudah lazim, kalau ada musibah di Gunung Salak, ada tanda-tanda.
"Ada firasat, terdengar suara, bahwa tahun 2012, Gunung Salak itu akan dikunjungi banyak orang. Artinya, bahwa tamu-tamu dari luar, termasuk orang luar negeri yang berkunjung ke sini," ujarnya kemudian bercerita tentang dongeng Gunung Gede yang dicitrakan sebagai laki-laki melamar Gunung Gede (perempuan).