Metrotvnews.com, Jakarta: Proses identifikasi jenazah penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, memasuki hari ketiga pada Senin (14/5). Identifikasi berlangsung di Rumah Sakit Soekanto Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.
Berbeda dengan hari pertama, hari ini RS Polri tampak sepi dari keluarga korban. Deretan kursi yang semula diperuntukkan untuk pihak keluarga, sebagian besar kosong. Sebagian lain ditempati para pekerja media. Di sisi lain, terlihat tiga karangan bunga ucapan duka cita.
Dua hari lalu, Direktur Eksekutif Komite Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia Kombes Anton Castillani memang menyarankan keluarga menunggu di rumah. Sebab identifikasi diperkirakan memakan waktu lama karena sebagian besar jenazah dalam keadaan tidak utuh.
Menurut Anton, untuk pencocokkan DNA saja dibutuhkan waktu paling cepat dua minggu. Selain DNA, data yang juga dibandingkan antara lain gigi, tanda medik, dan properti yang dikenakan korban. Tim membuat deksripsi postmortem (data setelah kematian) yang akan dibandingkan dengan data antemortem (sebelum kematian) dari keluarga.
Hingga Senin pagi, RS Polri telah menerima 25 kantong jenazah dan 3 kantong berisi identitas serta barang-barang lain milik korban. Satu kantong memungkinkan berisi lebih dari satu jenazah. Selanjutnya kantong-kantong tersebut dibawa ke ruang identifikasi.
Tim forensik terdiri dari 60 dokter asal Indonesia, dan 3 ahli patologi forensik serta satu pakar DNA asal Rusia. Tim dari Rusia membawa peralatan sendiri, khususnya untu pencocokkan DNA. Tim bergabung mulai kemarin, dan akan berada di Indonesia sampai seluruh jenazah teridentifikasi.
Belum ada keterangan resmi dari pihak DVI terkait perkembangan identifikasi. Anton mengatakan, perkembangan akan disampaikan dalam jumpa pers yang digelar pukul 14.00 WIB setiap hari. Adapun konferensi pers hari ini terkait properti para korban.
"Konferensi pers terkait laporan progress hari ini. Properti milik korban sudah di tangan kami seperti blackberry, dompet, ID dan lainnya," kata Anton di Rumah Sakit Polri.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 menabrak tebing Gunung Salak, saat melakukan demonstrasi penerbangan pada 9 Mei 2012. Pesawat buatan Rusia itu membawa 45 penumpang, 10 di antaranya warga negara asing. Serpihan pesawat ditemukan di ketinggian 5.500 kaki di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.(IKA)
Berbeda dengan hari pertama, hari ini RS Polri tampak sepi dari keluarga korban. Deretan kursi yang semula diperuntukkan untuk pihak keluarga, sebagian besar kosong. Sebagian lain ditempati para pekerja media. Di sisi lain, terlihat tiga karangan bunga ucapan duka cita.
Dua hari lalu, Direktur Eksekutif Komite Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia Kombes Anton Castillani memang menyarankan keluarga menunggu di rumah. Sebab identifikasi diperkirakan memakan waktu lama karena sebagian besar jenazah dalam keadaan tidak utuh.
Menurut Anton, untuk pencocokkan DNA saja dibutuhkan waktu paling cepat dua minggu. Selain DNA, data yang juga dibandingkan antara lain gigi, tanda medik, dan properti yang dikenakan korban. Tim membuat deksripsi postmortem (data setelah kematian) yang akan dibandingkan dengan data antemortem (sebelum kematian) dari keluarga.
Hingga Senin pagi, RS Polri telah menerima 25 kantong jenazah dan 3 kantong berisi identitas serta barang-barang lain milik korban. Satu kantong memungkinkan berisi lebih dari satu jenazah. Selanjutnya kantong-kantong tersebut dibawa ke ruang identifikasi.
Tim forensik terdiri dari 60 dokter asal Indonesia, dan 3 ahli patologi forensik serta satu pakar DNA asal Rusia. Tim dari Rusia membawa peralatan sendiri, khususnya untu pencocokkan DNA. Tim bergabung mulai kemarin, dan akan berada di Indonesia sampai seluruh jenazah teridentifikasi.
Belum ada keterangan resmi dari pihak DVI terkait perkembangan identifikasi. Anton mengatakan, perkembangan akan disampaikan dalam jumpa pers yang digelar pukul 14.00 WIB setiap hari. Adapun konferensi pers hari ini terkait properti para korban.
"Konferensi pers terkait laporan progress hari ini. Properti milik korban sudah di tangan kami seperti blackberry, dompet, ID dan lainnya," kata Anton di Rumah Sakit Polri.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 menabrak tebing Gunung Salak, saat melakukan demonstrasi penerbangan pada 9 Mei 2012. Pesawat buatan Rusia itu membawa 45 penumpang, 10 di antaranya warga negara asing. Serpihan pesawat ditemukan di ketinggian 5.500 kaki di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.(IKA)